KETIDAKHARMONISAN rumah tangga bisa disebabkan oleh
banyak hal. Faktanya, penyebab terbesar ketidakharmonisan rumah tangga
adalah disfungsi ereksi.
Zoya Amirin, Psikolog Seksual mengatakan, bahwa masalah dalam rumah tangga yang mengganggu keseimbangan hubungan suami istri selain masalah seksual berkisar dari 30-40 persen. Sedangkan masalah hubungan ranjang dalam rumah tangga menyebabkan ketidakseimbangan hubungan pasutri sebesar 60-70 persen.Tapi kalau misalnya urusan ranjang 60-70 persen kehidupannya terganggu.
"Jadi kehidupan seksual bisa kalau selalu memuaskan dapat membuat hubungan pasutri (pasangan suami istri-red) terus tenang-tenang saja. Kalau tidak, efeknya akan berimbas pada gangguan psikologis seperti mudah marah, sering bergosip di kantor, mengganggu orang lain dan menjadi tidak kooperatif," jelas Zoya Amirin dalam diskusi 'Keras' dalam Rumah tangga itu Penting di Exodus, Kuningan City, Jakarta Selatan, Selasa (17/2/2015).
Pria dengan disfungsi ereksi umumnya memiliki kehiduapn seks yang tidak bahagia sehingga mempengaruhi hubungannya dengan pasangan. Menurut dr Heru H Oentoeng, M.Repro, Sp.And, FIAS, FECSM, spesialis andrologi menyatakan, bahwa disfungsi ereksi adalah kondisi di mana terdapat ketidakmampuan Mr P untuk mencapai, mempertahankan ereksi maksimal untuk memuaskan pasangannya.
"Kondisi seperti itu sangat memengaruhi secara psikologis. Pria tumbuh dengn konsep di mana mereka harus menguasai performa seksual. Kalau tidak, tidak dianggap sebagai pria sejati. Sehingga dengan egonya, beban pria pun makin berat," imbuh Zoya.
Umumnya pria tidak akan berusaha mengatasi masalah tersebut karena merasa tidak percaya diri. Namun, yang dibutuhkan untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah dengan mencari tahu dan berkonsultasi dengan para pakar.
"Biasanya pria tidak mau bertanya karena rasa tidak percaya diri dan ego yang terlalu tinggi. Tetapi untuk menyenangkan istri, suami harus bisa mengatasinya karena sumber kebahagiaan rumah tangga adalah emosi bahagia, terutama oleh istri," simpul Zoya Amirin.
Zoya Amirin, Psikolog Seksual mengatakan, bahwa masalah dalam rumah tangga yang mengganggu keseimbangan hubungan suami istri selain masalah seksual berkisar dari 30-40 persen. Sedangkan masalah hubungan ranjang dalam rumah tangga menyebabkan ketidakseimbangan hubungan pasutri sebesar 60-70 persen.Tapi kalau misalnya urusan ranjang 60-70 persen kehidupannya terganggu.
"Jadi kehidupan seksual bisa kalau selalu memuaskan dapat membuat hubungan pasutri (pasangan suami istri-red) terus tenang-tenang saja. Kalau tidak, efeknya akan berimbas pada gangguan psikologis seperti mudah marah, sering bergosip di kantor, mengganggu orang lain dan menjadi tidak kooperatif," jelas Zoya Amirin dalam diskusi 'Keras' dalam Rumah tangga itu Penting di Exodus, Kuningan City, Jakarta Selatan, Selasa (17/2/2015).
Pria dengan disfungsi ereksi umumnya memiliki kehiduapn seks yang tidak bahagia sehingga mempengaruhi hubungannya dengan pasangan. Menurut dr Heru H Oentoeng, M.Repro, Sp.And, FIAS, FECSM, spesialis andrologi menyatakan, bahwa disfungsi ereksi adalah kondisi di mana terdapat ketidakmampuan Mr P untuk mencapai, mempertahankan ereksi maksimal untuk memuaskan pasangannya.
"Kondisi seperti itu sangat memengaruhi secara psikologis. Pria tumbuh dengn konsep di mana mereka harus menguasai performa seksual. Kalau tidak, tidak dianggap sebagai pria sejati. Sehingga dengan egonya, beban pria pun makin berat," imbuh Zoya.
Umumnya pria tidak akan berusaha mengatasi masalah tersebut karena merasa tidak percaya diri. Namun, yang dibutuhkan untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah dengan mencari tahu dan berkonsultasi dengan para pakar.
"Biasanya pria tidak mau bertanya karena rasa tidak percaya diri dan ego yang terlalu tinggi. Tetapi untuk menyenangkan istri, suami harus bisa mengatasinya karena sumber kebahagiaan rumah tangga adalah emosi bahagia, terutama oleh istri," simpul Zoya Amirin.
0 komentar:
Post a Comment