Tuesday, 6 May 2014

Penduduk di Kota Ini "Meleleh" Kena Sinar Matahari

Kategori:


Mereka terserang penyakit xeroderma pigmentosum (XP).
Masyarakat Araras tidak bisa menikmati sinar matahari karena kondisi kulit yang sensitif.
Salam mojokerto- Di antara perbukitan tropis Brasil, ada sebuah kota langka. Penghuninya hanya sekitar 800 orang. Namun seluruh penduduk itu menderita penyakit aneh. Mereka “meleleh” kena sinar matahari.

Penyakit itu dikenal bernama xeroderma pigmentosum alias XP. Secara ilmiah, itu merupakan rusaknya kemampuan tubuh untuk memperbaiki diri atas kerusakan yang disebabkan sinar matahari.

Penderita pun jadi sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet. Mengutip Daily Mail, mereka juga rentan terserang kanker kulit.

Kondisi itu sangat merugikan. Sebab, penduduk Araras, nama kota itu, sangat tergantung pada pekerjaan di luar ruangan. Mereka hidup dari bertani. Artinya, setiap hari harus terpapar sinar matahari.

“Saya selalu kerja di bawah matahari. Saya menanam pagi, memanen, merawat sapi,” kata Djalma Antonio Jardim, salah satu penduduk. Namun karena kondisinya, Djalma tak bisa lagi jadi petani.

Ia akhirnya terpaksa menggantungkan biaya hidup pada sebuah pekerjaan pemerintahan di stasiun. Djalma juga berjualan es krim berjalan. Penghasilannya jauh di bawah standar kehidupan layak.

Pria 38 tahun itu sudah mengalami gejala XP sejak usianya masih 9 tahun. Saat itu, bintik-bintik kecil muncul di wajahnya. Kelamaan, tiap terkena sinar matahari wajahnya jadi memerah seperti terbakar.

“Dokter mengatakan saya punya kelainan darah. Yang lain lagi berkata, saya punya masalah kulit. Tapi tak satupun mengatakan penyakit apa ini,” kata Djalma. Baru pada 2010, ia didiagnosis dengan benar.

Hingga kini, Djalma telah menjalani lebih dari 50 kali operasi pengangkatan tumor kulit. Kulit, bibir, hidung, pipi, dan matanya rusak. Ia pun mengenakan topi jerami lebar untuk melindungi wajahnya.

Penderita XP bukan hanya berisiko kanker kulit. Menurut data National Cancer Institute yang berbasis di AS, satu dari lima pasien XP juga mengalami tuli, kejang otot, serta perkembangan tubuh yang buruk.

XP berkembang secara genetik. Karena itulah banyak orang di Araras yang mengalaminya. Jika salah satu penduduk yang membawa penyakit itu menikah dengan penduduk lain yang juga mengidap XP, kemungkinan besar keturunan mereka menderita penyakit serupa.

0 komentar:

Post a Comment