Posisi Indonesia berada di belakang Filipina dan Timor-Leste.
Salam mojokerto– Indonesia menduduki peringkat 113 dalam Save the Children 2014 Mothers’ Index
(Indeks Ibu 2014) --peringkat tahunan negara terbaik dan terburuk di
dunia untuk menjadi seorang ibu. Dibanding tahun lalu, Indonesia turun 7
posisi dan berada di belakang negara tetangga seperti Filipina dan
Timor-Leste, namun masih lebih baik dari Kamboja, Laos, dan Myanmar.
Indeks ini merupakan bagian dari laporan tahunan Save the Children - State of the World’s Mothers,
yang mengkaji negara mana yang terbaik dan terburuk dari 178 negara di
seluruh dunia dalam menyelamatkan dan meningkatkan kelangsungan hidup
ibu dan anak. Secara keseluruhan, Finlandia menduduki peringkat pertama
sebagai negara terbaik untuk menjadi seorang ibu dan Somalia berada pada
peringkat terbawah.
Adapun Indeks
Ibu 2014 diukur melalui lima indikator, yakni risiko kematian ibu akibat
kehamilan, tingkat kematian anak usia di bawah lima tahun, angka
pendidikan formal, pendapatan nasional bruto per kapita, dan partisipasi
perempuan dalam pemerintah.
Laporan ini
menunjukkan bahwa tingkat kematian ibu dan anak di negara-negara
berkembang dapat ditekan secara drastis, apabila upaya-upaya untuk
meningkatkan layanan kepada ibu dan anak dijadikan prioritas.
Kendati turun
tujuh peringkat, Indonesia mencatat prestasi luar biasa. Dalam kurun
waktu 15 tahun, Indonesia telah berhasil mengurangi hampir setengah dari
angka kematian ibu, tingkat kematian anak menurun sebanyak 40 persen,
angka rata-rata lama bersekolah meningkat 2,4 tahun, pendapatan nasional
bruto per kapita meningkat enam kali dan jumlah wanita yang menjabat di
pemerintahan bertambah lebih dari dua kali lipat.
“Indonesia
telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam meningkatkan
kehidupan ibu dan anak dalam 15 tahun terakhir,” ucap Ricardo Caivano,
Direktur Save the Children di Indonesia, dalam keterangan tertulisnya.
“Namun, kita
juga seharusnya sangat prihatin karena negara ini turun tujuh tempat
dalam peringkat dunia. Ini merefleksikan lambatnya kemajuan untuk
meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu dan anak serta pendidikan dalam
beberapa tahun terakhir, khususnya di daerah kurang mampu dan
perdesaan,” terang Ricardo.
Laporan State of the World’s Mothers
tahun ini mengkaji lebih dalam situasi ibu di tempat-tempat yang sedang
mengalami krisis kemanusiaan agar dapat memahami dan merespons lebih
baik kebutuhan mereka. Ibu di daerah yang sedang mengalami krisis
kemanusian sering kali dihadapkan dengan beragam hambatan untuk
kelangsungan hidup anaknya --seperti akses secara fisik dan ekonomi
terhadap layanan-layanan penting--, sedangkan kerentanan mereka terhadap
kemiskinan, kekurangan gizi, kekerasan seksual, kehamilan tanpa
persiapan dan kelahiran tanpa bantuan meningkat drastis.
“Secara
global, angka kematian akibat bencana pada kaum perempuan dan anak-anak
adalah 14 kali lebih besar daripada kaum laki-laki dan Indonesia sangat
rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan dampak dari perubahan iklim,"
tutur Ricardo.
"Bencana telah
dan akan mengakibatkan kerusakan besar yang dapat memicu meningkatnya
tingkat kurang gizi, angka putus sekolah, dan menurunnya akses terhadap
layanan kesehatan berbayar. Hal ini memposisikan anak-anak, ibu hamil
dan ibu pada tingkat risiko yang lebih tinggi. Upaya persiapan terhadap
bencana menjadi peran kunci untuk secara dramatis mengurangi dampak dari
bencana bagi mereka yang paling rentan,” katanya.
Save the
Children telah bekerja di Indonesia hampir 40 tahun. Organisasi anak ini
membantu anak-anak dan keluarga di wilayah paling terdampak dengan
bantuan kemanusiaan utama seperti ruang belajar sementara yang ramah
anak, dan pusat rehabilitasi serta layanan kesehatan.
0 komentar:
Post a Comment