Tuesday, 6 May 2014

Indonesia Masih Harus Tingkatkan Kelangsungan Hidup Ibu

Kategori:


Posisi Indonesia berada di belakang Filipina dan Timor-Leste.

Tahun ini Indonesia berada di posisi 113 Negara Terbaik Menjadi Ibu, di belakang Filipina dan Timor-Leste.
Salam mojokerto– Indonesia menduduki peringkat 113 dalam Save the Children 2014 Mothers’ Index (Indeks Ibu 2014) --peringkat tahunan negara terbaik dan terburuk di dunia untuk menjadi seorang ibu. Dibanding tahun lalu, Indonesia turun 7 posisi dan berada di belakang negara tetangga seperti Filipina dan Timor-Leste, namun masih lebih baik dari Kamboja, Laos, dan Myanmar.
Indeks ini merupakan bagian dari laporan tahunan Save the Children - State of the World’s Mothers, yang mengkaji negara mana yang terbaik dan terburuk dari 178 negara di seluruh dunia dalam menyelamatkan dan meningkatkan kelangsungan hidup ibu dan anak. Secara keseluruhan, Finlandia menduduki peringkat pertama sebagai negara terbaik untuk menjadi seorang ibu dan Somalia berada pada peringkat terbawah.
Adapun Indeks Ibu 2014 diukur melalui lima indikator, yakni risiko kematian ibu akibat kehamilan, tingkat kematian anak usia di bawah lima tahun, angka pendidikan formal, pendapatan nasional bruto per kapita, dan partisipasi perempuan dalam pemerintah. 
Laporan ini menunjukkan bahwa tingkat kematian ibu dan anak di negara-negara berkembang dapat ditekan secara drastis, apabila upaya-upaya untuk meningkatkan layanan kepada ibu dan anak dijadikan prioritas. 
Kendati turun tujuh peringkat, Indonesia mencatat prestasi luar biasa. Dalam kurun waktu 15 tahun, Indonesia telah berhasil mengurangi hampir setengah dari angka kematian ibu, tingkat kematian anak menurun sebanyak 40 persen, angka rata-rata lama bersekolah meningkat 2,4 tahun, pendapatan nasional bruto per kapita meningkat enam kali dan jumlah wanita yang menjabat di pemerintahan bertambah lebih dari dua kali lipat.
“Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam meningkatkan kehidupan ibu dan anak dalam 15 tahun terakhir,” ucap Ricardo Caivano, Direktur Save the Children di Indonesia, dalam keterangan tertulisnya. 
“Namun, kita juga seharusnya sangat prihatin karena negara ini turun tujuh tempat dalam peringkat dunia. Ini merefleksikan lambatnya kemajuan untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu dan anak serta pendidikan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di daerah kurang mampu dan perdesaan,” terang Ricardo.
Laporan State of the World’s Mothers tahun ini mengkaji lebih dalam situasi ibu di tempat-tempat yang sedang mengalami krisis kemanusiaan agar dapat memahami dan merespons lebih baik kebutuhan mereka. Ibu di daerah yang sedang mengalami krisis kemanusian sering kali dihadapkan dengan beragam hambatan untuk kelangsungan hidup anaknya --seperti akses secara fisik dan ekonomi terhadap layanan-layanan penting--, sedangkan kerentanan mereka terhadap kemiskinan, kekurangan gizi, kekerasan seksual, kehamilan tanpa persiapan dan kelahiran tanpa bantuan meningkat drastis. 
“Secara global, angka kematian akibat bencana pada kaum perempuan dan anak-anak adalah 14 kali lebih besar daripada kaum laki-laki dan Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan dampak dari perubahan iklim," tutur Ricardo.
"Bencana telah dan akan mengakibatkan kerusakan besar yang dapat memicu meningkatnya tingkat kurang gizi, angka putus sekolah, dan menurunnya akses terhadap layanan kesehatan berbayar. Hal ini memposisikan anak-anak, ibu hamil dan ibu pada tingkat risiko yang lebih tinggi. Upaya persiapan terhadap bencana menjadi peran kunci untuk secara dramatis mengurangi dampak dari bencana bagi mereka yang paling rentan,” katanya.
Save the Children telah bekerja di Indonesia hampir 40 tahun. Organisasi anak ini membantu anak-anak dan keluarga di wilayah paling terdampak dengan bantuan kemanusiaan utama seperti ruang belajar sementara yang ramah anak, dan pusat rehabilitasi serta layanan kesehatan.

0 komentar:

Post a Comment