Wednesday, 30 April 2014

Tuntut Jadi PNS, Guru Honorer Gelar Aksi Debus

Kategori: ,


"Debus ini menyimbolkan perlawanan atas kezaliman."

Demo guru honorer

Salam mojokerto - Ribuan buruh dan guru honorer sudah sampai di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis 1 Mei 2014. Tak hanya berorasi, mereka juga menggelar aksi simpatik seperti menampilkan kesenian Debus khas Banten.

"Debus ini menyimbolkan perlawanan atas kezaliman. Kami merasa dikhianati dan dizalimi. Sekian lama kami mengabdi, tapi tidak ada perhatian," kata salah satu peserta aksi yang juga guru honorer dari Serang, Banten, Medi saat ditemui dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.

Medi menuntut pemerintah mengangkat dia dan teman-temannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sayangnya, sampai hari ini, tuntutaan itu tidak digubris oleh pemerintah. "Kami diangkat jadi PNS harga mati," imbuhnya.

Bahkan, Medi merasa tersingkirkan. Sebab pemerintah berencana membuka 100 ribu CPNS tahun depan. "Kami menolak kebijakan itu," tegasnya.

Pria dengan empat orang anak ini melanjutkan bahwa debus dipilih karena mereka tidak mau melakukan aksi anarki. Dengan menampilkan kesenian ini, dia berharap tuntutan mendapat kehidupan yang lebih layak dan adil diperhatikan pemerintaah.

"Ini ekspresi kami. Debus sudah dikenal di manca negara," ujar dia.

Medi menceritakan, dia bekerja sebagai guru honorer hampir 15 tahun, tepatnya sejak tahun 2000. Namun, gaji yang diterima sejauh ini hanya sampai Rp350 ribu. Padahal dia juga merangkap sebagai penjaga sekolah.

"Pertama kali kerja saya mendapat gaji Rp50 ribu. Yang bernasib seperti saya ratusan ribuan di seluruh Indonesia. Rata-rata di Serang, dan Pandeglang gajinya bahkan Rp100 ribu. Kasihan, untuk minum saja saya bawa teh dari rumah," lanjutnya.

Untuk diketahui, para buruh berasal dari sejumlah daerah di seluruh Indonesia. Antara lain, Tangerang, Pandeglang, Cilegon, Serang, Banten, juga dari Brebes, Jawa Tengah, Banyuwangi, Jawa Timur, Makassar sampai Papua. Selain itu, mereka berasal dari berbagai organisasi atau perkumpulan Guru Honorer dan buruh seperti Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

2.950 Polisi

Kepolisian menerjunkan 2.950 personel gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan polres untuk pengamanan demo May Day di Istana Negara itu.
"Terdiri dari Brimob, Sabhara, dan pasukan lainnya," kata Kabakops Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Apollo Sinambela saat ditemui di lokasi.

Selain itu, Apollo mengatakan, Polri juga mengerahkan mobil Barracuda 3 unit dan Watercannon 3 unit. Dia berharap May Day tahun ini berjalan dengan baik. "Kami mengimbau supaya tetap menjaga ketertiban," ujar dia.

Pantauan VIVAnews, petugas polisi sudah menutup jalan di sekitar wilayah Istana Negara, misalnya di bagian utara seperti Jalan Veteran, akses menuju Istana, dan Lapangan Monas diberi pembatas jalan. Kemudian, bagian utara Istana seperti Jalan Majapahit juga diberi pembatas jalan.

0 komentar:

Post a Comment