"Lumayan, mumpung ke sini, saya mau beli baju buat kedua anak saya."
Ribuan buruh menggelar aksi demo di Istana Negara.
Namun, di tengah-tengah massa yang tengah berdemo, beberapa pendemo lain justru memanfaatkannya untuk berbelanja oleh-oleh, seperti baju bergambar 'Monas' dan pernak pernik lainnya.
Seperti halnya dilakukan
Winarti, peserta demo dari Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI). Ia
lebih memilih berbelanja di pedagang kaki lima di sekitaran belakang
Monumen Nasional (Monas) yang jaraknya berdekatan dengan Istana Negara.
"Lumayan, mumpung ke sini, saya mau beli baju buat kedua anak saya, soalnya kapan lagi bisa ke sini selain hari ini," ujar Winarti yang mengaku datang dari Cibitung, Bekasi kepada VIVAnews, Kamis, 1 Mei 2014
Winarti menuturkan, ia tidak ikut bergabung dengan pendemo yang lain karena sudah merasa lelah, karena wanita yang bekerja di pabrik tekstil di Bekasi ini datang dari pukul 08.00 WIB. "Saya tadi pagi jalan dari Bundaran HI ke sini (Istana Negara), ya begitu-begitu saja, suara saya juga sudah hampir habis karena dari tadi teriak-teriak," katanya.
Massa yang datang ke Istana Negara ketika ingin berdemo harus rela bergantian dengan massa pendemo lain.
"Lumayan, mumpung ke sini, saya mau beli baju buat kedua anak saya, soalnya kapan lagi bisa ke sini selain hari ini," ujar Winarti yang mengaku datang dari Cibitung, Bekasi kepada VIVAnews, Kamis, 1 Mei 2014
Winarti menuturkan, ia tidak ikut bergabung dengan pendemo yang lain karena sudah merasa lelah, karena wanita yang bekerja di pabrik tekstil di Bekasi ini datang dari pukul 08.00 WIB. "Saya tadi pagi jalan dari Bundaran HI ke sini (Istana Negara), ya begitu-begitu saja, suara saya juga sudah hampir habis karena dari tadi teriak-teriak," katanya.
Massa yang datang ke Istana Negara ketika ingin berdemo harus rela bergantian dengan massa pendemo lain.
Massa buruh GSBI telah
selesai berorasi, dan selanjutnya giliran dari massa Federasi Perjuangan
Buruh Indonesia (FPBI). Tuntutan para pendemo ini masih fokus kepada
pemerintah tentang upah layak buruh, perampasan hak dalam jam kerja,
hingga dihapuskannya sistem outsourcing dalam buruh.





0 komentar:
Post a Comment