Suasana Hackathon Jakarta (#hackjak 2014) di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/4/2014).
Pada Sabtu (26/4/2014) pukul 11.00 WIB, #hackjak resmi bergulir. Sebanyak 120 dari total 200 peserta terdaftar telah hadir di lokasi. Sebagian lainnya ada yang mengikuti acara dari jauh.
"Menjelang sore, kami perkirakan lebih banyak lagi peserta akan datang untuk bergabung dengan rekan mereka sebelum batas akhir waktu pada hari Minggu besok," ujar Rahmat Harlyadi dari Daily Social ketika ditemui di sela-sela kegiatan
Acara #hackjak sendiri mengajak para pengembang untuk membuat aplikasi atau layanan berbasis web yang berkenaan dengan pemantauan sistem transportasi umum dan anggaran Pemprov DKI Jakarta untuk tahun 2014. Aplikasi-aplikasi yang dibuat memanfaatkan akses terbuka terhadap dua jenis Open Data yang disediakan oleh yaitu data trayek transportasi umum (termasuk Busway koridor 5-8) dan data APBD DKI Jakarta 2014.
Sekitar dua ratus developer hadir dalam Hackathon Jakarta 2014 di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/4/2014).
Di samping itu, pihak Pemprov DKI Jakarta turut menyediakan hadiah tambahan berupa 2 unit laptop MacBook Pro untuk karya yang dinilai berhasil menggabungkan penyelesaian banyak tantangan sekaligus.
Untuk kategori data APBD DKI Jakarta 2014, tantangan-tantangan dimaksud antara lain meliputi peningkatan kesadaran dan edukasi publik soal kegiatan dan program DKI tahun 2014, serta pembuatan early warning system untuk meningkatkan realisasi belanja APBD.
Sementara untuk kategori data trayek transportasi umum turut mencakup informasi pariwisata dan pelaporan transportasi umum lewat media sosial. Adapun syarat utama yang harus dipenuhi adalah mobile friendly alias mudah dipakai dan dimanfaatkan oleh pengguna gadget di perjalanan.
Deputi Gubernur DKI bidang Kebudayaan dan Pariwisata Sylviana Murni mengatakan pihaknya berharap para pengembang bisa menciptakan aplikasi atau layanan yang menyajikan informasi berguna untuk masyarakat Jakarta, seperti soal rute transportasi dan titik-titik kemacetan.
Dia juga menginginkan agar aplikasi atau layanan yang dihasilkan bisa dipakai oleh masyarakat untuk mengawasi Pemprov DKI dalam hal penyelenggaraan transportasi publik dan penggunaan anggaran.
"Silakan dikoreksi dan diprotes kalau memang perlu, tapi harus konstruktif... Kami sangat peduli soal transparansi karena bisa meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran," ujar Sylvia.
0 komentar:
Post a Comment