Perempuan itu, yang tidak disebut identitasnya, sedang tidur ketika Vinay Pochampally mendekatinya dari belakang, memasukkan tangannya ke bawah baju perempuan itu dan meraba-raba atau "melakukan kontak kulit dengan kulit", sementara sejumlah penumpang lain menyaksikan. Demikian menurut dakwaan pidana Pengadilan Distrik AS.
Insiden tersebut terjadi dalam pesawat British Airways bernomor penerbangan BA 285 pada tanggal 15 April. Pochampally diduga mabuk ketika itu.
Korban duduk di kursi deretan 37, yang di Boeing 747 terletak di dekat sekat area dapur dan toilet di belakangnya.
Pochampally, yang duduk di kursi 36 G, memosisikan dirinya di celah di belakang deretan kursi nomor 37 dan di depan sekat, tulis Agen FBI, Bianca Betz, dalam surat dakwaan yang diperoleh The Smoking Gun. "Saat berada di celah itu, Pochampally memasukkan tangannya, telapak tangan, ke dalam baju penumpang perempuan yang sedang tidur," kata Betz.
Tangan pria itu berada di bawah kemeja dan pakaian dalam penumpang tersebut selama 4-5 menit. Ketika korban terbangun dan mengetahui tindakan tersebut, Pochampally cepat-cepat melepaskan tangannya dan melarikan diri menyusuri lorong pesawat.
Menurut dakwaan, sejumlah penumpang menyaksikan kejadian itu dan menyampaikan kepada para kru. Namun, tampaknya tidak ada penumpang lain yang berusaha menghentikan dugaan pelecehan ketika hal itu terjadi.
Staf British Airways kemudian menemui Pochampally setelah mengetahui ada laporan dari para penumpang tentang pelecehan itu, kata polisi. Mereka memerintahkan dia untuk pindah ke tempat duduk lain selama sisa perjalanan dari penerbangan selama 10 jam itu. Penegak hukum kemudian dihubungi saat pesawat mendarat di Bandara Internasional San Francisco.
Pochampally didakwa telah melakukan tindak pidana ringan yang diajukan pada hari Selasa di pengadilan federal San Francisco. Tidak jelas apakah Pochampally merupakan warga negara AS.
0 komentar:
Post a Comment