"Ide membersihkan Monas ini sudah lama kami pikirkankan. Makanya, tahun 2010 kami ajukan proposal ke unit pengelola (UP) Monas tapi tidak direspon. Kemudian tiba-tiba Ahok menyatakan perusahaan Kaercher yang berhak membersihkan Monas. Kapan deal antara mereka kami tidak tahu. Diajak duduk bersama satu meja pun tidak pernah," ucap Tommy di Kantor Pusat APKLINDO Jakarta Barat.
Ia menceritakan perjalanan APKLINDO menyampaikan niat membersihkan Monas kepada Pemprov DKI Jakarta tersebut. Sejak 2010, APKLINDO tak kunjung mendapat respon. Maka itu, APKLINDO memohon bantuan kepada asosiasi rekanan yaitu Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI) untuk membantu menembus birokrasi Pemprov DKI Jakarta.
"Atas bantuan ARAI, kami dibantu oleh FORAKSI (Forum Olahraga Aksi) untuk dihubungkan dengan Kemenpora. Kemudian, kami mendapat dukungan Roy Suryo pada 2013 kemarin. Beliau lah yang bantu menembus APKLINDO ke dalam birokrasi Pemprov DKI," ujar Tommy kepada Kompas.com.
Kemudian pada 21 Maret, APKLINDO diundang ke Balai Kota untuk melakukan audiensi dengan protokoler Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sejak itu, mereka optimis dapat bekerja sama dalam membersihkan ikon Jakarta tersebut.
"Ternyata setelah masa menunggu keputusan, tiba-tiba kami terkejut Ahok memilih perusahaan Kaercher sebagai fasilitator dalam membersihkan Monas," ungkap Tommy.
Setelah keputusan final tersebut, Tommy mengaku tidak akan memperpanjang perkara itu. Ia justru mengimbau agar semua kalangan bisa mengawal pembersihan tugu Monas bersama. "MoU sudah disepakati kedua belah pihak (Kaercher dan Pemprov DKI Jakarta). Ya sudah mari kita kawal sama-sama. Ini demi semua warga negara yang bangga terhadap ikon Monas," tukas Tommy.
0 komentar:
Post a Comment