Dia melakukannya sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kanker.
Salam Mojokerto – Bagi banyak orang yang belum mengenal Tony Phoenix-Morrison, dia bisa jadi dianggap orang gila, nyeleneh, atau malah kurang kerjaan. Saat menganggap Tony seperti itu, mungkin mereka belum tahu niat mulia di balik kegilaannya.
Siapakah Tony? Orang lebih mengenalnya dengan nama Tony “the Fridge” alias Tony si Penggendong Kulkas. Sebutan itu dia dapatkan ketika dia berlari maraton dengan menggendong kulkas. Berat kulkas tersebut 42 kilogram.
Alasan Tony berlari sembari menggendong kulkas adalah demi meningkatkan kepedulian orang lain akan bahaya kanker.Siapakah Tony? Orang lebih mengenalnya dengan nama Tony “the Fridge” alias Tony si Penggendong Kulkas. Sebutan itu dia dapatkan ketika dia berlari maraton dengan menggendong kulkas. Berat kulkas tersebut 42 kilogram.
Gagasan itu pertama kali dilakukan saat festival maraton Great North Run digelar, yakni pada September 2011 silam. Tony, dengan kulkas di punggung, berhasil mencapai garis akhir setelah berlari sejauh 21 kilometer lebih. Hebatnya lagi, dia menyelesaikan hanya dalam kurang dari tiga jam.
"Ketika selesai berlari, saya merasa kehilangan kedua betis dan saat itu rasanya sakit sekali. Tapi saya jadi mengerti apa yang dirasakan para penderita kanker," ujar pria berusia 49 tahun yang bekerja sebagai Marketing Manager di South Tyneside, Inggris, tersebut.
Tidak sampai disitu saja, Tony kembali sukses mencapai garis akhir saat mengikuti Marathon of the North pada Mei 2012. Terhitung, sudah 10 ajang maraton yang dilakoni Tony bersama kulkas di punggungnya. Acara terakhir yang diikuti adalah The 24 Hours Marathon. Dia berlari sejauh 42 kilometer dalam satu hari.
Pengalamannya yang paling luar biasa adalah ketika turut meramaikan '30 Great North Runs in 30 days'. Tony bersama kulkasnya, menghabiskan 29 hari berlari memutari rute yang biasa digunakan saat Greath North Run digelar.
Di balik kegilaannya itu, Tony mengumpulkan uang dari orang-orang yang ditemuinya saat berlari. Hasil yang didapat, dia sumbangkan ke Bobby Robson Foundation. Yayasan ini mencari dermawan yang mendermakan uangnya untuk para penderita kanker di Inggris. Suatu tindakan mulia yang tidak hanya dibibir saja.
"Berencana untuk mencapai garis akhir adalah satu-satunya motivasi saya. Saya menaruh kulkas di punggung saya saat berlari agar orang-orang menaruh perhatian, dan melihat bahwa seperti inilah penderitaan mereka yang mengidap kanker, membawa beban yang sangat berat setiap hari. Saya tidak bisa menggantikan mereka mengidap kanker, tapi saya bisa melakukan cara lain untuk ikut meringankan beban mereka, " papar Tony.
Kendati punya misi mulia, kini Tony tidak bisa kembali melakukan aksi berlari marathon sambil menggendong kulkas. Pasalnya, dokter sudah mewanti-wanti bahaya kesehatan yang bisa diderita Tony nantinya.
“Dokter mengatakan apabila saya kembali berlari dengan kulkas sejauh 5 mil saja, itu berarti akan mematahkan kaki saya sendiri karena beban yang terlampau berat," tambahnya.
Tapi, apa yang dilakukan Tony bisa dikatakan sebagai aksi yang memanusiakan manusia. Dia menegaskan bahwa perjuangannya dalam membantu penderita kanker belum berakhir. Dia masih ingin melakukan cara lain sebanyak mungkin, sebisa yang dia lakukan.
"Saya akan mencari seribu cara lain untuk membantu para penderita kanker. Kalian yang punya cara pandang sama, bisa ikut membantu dan jangan pernah berhenti,” pungkasnya.
0 komentar:
Post a Comment