KOMPAS.com - Buat Dini, masa menstruasi adalah saat menyiksa dalam hidupnya. Dia pernah dioperasi untuk mengatasi rasa sakitnya namun itu tidak menyelesaikan masalah. Sejak rajin yoga dia tak pernah lagi mengalami nyeri saat haid.
Derita nyeri haid dialami Dini (46 tahun) sejak mendapat menstruasi pertama. “Aku merasakan bukan hanya perut yang sakit tapi juga mual, meriang dan panas dingin,” ujar wanita yang sekarang bekerja di sebuah lembaga internasional itu.
Pernah ia melakukan operasi laparoskopi untuk mengatasi nyeri haid yang selalu datang setiap bulan itu. Bebas dari nyeri bulanan itu namun hanya berlangsung selama 16 bulan. “Setelah itu nyeri haid itu lagi-lagi terasa lagi saat datang bulan. Terus terang ini sangat mengganggu. Sementara aku sudah tidak mau lagi menjalani operasi. Ingin juga rasanya berhenti konsumsi obat-obatan pereda rasa nyeri yang selama ini saya minum,” ceritanya.
Perkenalan dengan yoga diawali dengan “kegilaan” Dini pada olah raga. “Sekitar tiga tahun lalu aku coba-coba ikut kelas yoga yang ada di pusat kebugaranku. Itu juga awalnya sekedar penasaran untuk mencoba hal berbeda dari olah raga yang biasa aku lakukan,” kata wanita berparas manis ini.
Sebelum rajin beryoga, Dini lebih suka melakukan olah raga yang heboh membuat tubuhnya berleleran keringat seperti body combat, body pump, step aerobic, hip hop dance dan kelas RPM. Karena penasaran, ia akhirnya suatu sore mencoba ikut kelas yoga pemula.
“Waktu itu gerakannya sangat dasar sekali. Tetapi ternyata aku sadar bahwa yoga ternyata tidak semudah yang aku kira selama ini. Masih terasa hangat dalam ingatanku ketika disuruh memejamkan mata dengan kedua tangan disatukan di dada. Terus terang bagiku itu susah sekali berkonsentrasi dengan gerakan itu. Badanku serasa mau jatuh. Padahal pose itu hanya berlangsung selama dua menit,” kata Dini.
Sejak jatuh cinta pada yoga, Dini mulai mengurangi latihan-latihan high impact yang dulu sangat digemarinya. Tiga bulan bergaul dengan yoga itu berhasil menyatukan badan, pikiran dan jiwanya. Tak terasa satu tahun dia berlatih yoga dan sudah jarang melakukan latihan high impact. “Sejak lebih banyak beryoga, ada suatu perasaan berbeda yang susah diterangkan,” ucap wanita yang jadi banyak membaca buku yoga untuk menambah wawasannya itu.
Kini Dini semakin keranjingan yoga dan tidak pernah melewatkan kelas yoga, kecuali ada halangan. “Bahkan aku dan beberapa teman sengaja terbang ke Bali khusus untuk belajar yoga sambil liburan. Kami menamakan itu sebagai yoga holiday,” katanya.
Kedekatannya dengan yoga ini tanpa terasa membuat banyak perubahan pada diri Dini. “Tanpa aku sadari ada banyak perubahan dalam diriku. Aku jadi lebih sabar, rasa khawatir semakin berkurang, jadi lebih pasrah dan fokus saat beribadah. Aku juga jadi jarang sekali mengeluh kepada teman apabila ada perasaan yang mengganggu. Bagiku ini adalah hal yang sangat luar biasa yang terjadi dalam hidupku,” tuturnya serius.
Namun yang paling penting perubahan dirasakan Dini kala mendapat tamu bulanan. “Setelah rutin latihan yoga rasa sakit saat menstruasi itu sedikit demi sedikit hilang. Mulai dari hilangnya rasa mual diikuti oleh hilangnya meriang. Di bulan keenam setelah latihan yoga aku tidak pernah merasakan lagi sakit yang amat sangat menyiksa setiap kali mendapat haid. Tidak pernah terpikir olehku bahwa dengan rutin latihan yoga akan membebaskanku dari nyeri haid. Ini pengalaman yang sangat berharga buatku,” ungkapnya.
Editor :
Lusia Kus Anna
0 komentar:
Post a Comment